Renung

Akhir-akhir ini, aku lagi kepikiran sesuatu. Sebenernya.. pikiran2 ini udah lama seliweran di benakku, (dan memang sudah seharusnya), tapi, sekarang terasa begitu dekat dan.. menuntut.

Apa yang udah kalian rencanakan untuk masa depan?
Udah taukah kalian, mau ke mana habis kuliah,, mau gimana cari kerjanya,, mau kapan menikah,, dsb dsb rencana masa depan. Mungkin ada yang mikir hal2 itu masih jauh, masih lama, jalani aja sekarang apa adanya. Tapi, hidup tanpa rencana nggak akan berjalan baik. Oke, kita semua tau bahwa Allah lah pemegang takdir. Tapi, apa kita bakal diem2 aja, tenang2 aja, nunggu takdir itu datang ke kita? Nggak kan?

Apa yang akan kita dapatkan nanti tergantung pada usaha kita sekarang. Apa yang udah kamu persiapkan untuk hidupmu? Apa bekal yang udah kamu punya untuk menghadapi kerasnya kehidupan? Punya keterampilan? Punya keahlian? Punya koneksi? Punya materi?
Dan kalau kamu belum punya (dan aku jelas belum punya),, mungkin kamu juga patut cemas, seperti aku.

Hidup di jaman kayak gini nggak mudah. Itu fakta yang semua orang tau. Jadi, kita harus gimana?

Kalo ngliat nilai2 kuliah: Hmm...
Kalo nginget2 aku bisa apa: Hmm...
Intinya aku belum punya bekal untuk masa depanku.

Iri lho, sama anak2 yang sekolahnya semacam SMK. Kalaupun mereka akhirnya nggak nglanjutin ke perguruan tinggi, mereka udah bisa buka usaha sendiri. Mereka malah udah ngerti duluan, langsung ngalami betapa hidup dengan usaha dan keringat sendiri tu nggak gampang. Bahwa uang yang ada di tangan mereka tu mereka dapat dengan susah payah. Dan itu mbikin mereka lebih menghargai kerja keras yang dilakukan untuk mendapatkannya.

Itu mbikin aku mikir, aku udah nglakuin apa? Uang yang orang tuaku kasih tu udah aku balas dengan apa? Hasil kerja keras mereka selama ini itu udah aku gunakan buat apa?
Dan aku nggak nemuin jawaban yang bisa memuaskanku.
Aku belum cukup berbuat sesuatu untuk bisa menuntunku pada sesuatu di depan sana.
Pikiran2 semacam "aku nanti kuliah mau berapa taun?", "kapan aku kerja?", "kapan aku menikah?", menuntut reaksiku untuk bertidak. Tapi apa? Aku nggak tau juga.
Apalagi aku anak pertama. Apa hubungannya? Aku merasa tanggung jawabku lebih besar daripada adik2ku. Itu aja, sekarang, aku belum bisa menetapinya.

Berulang kali kukatakan pada diriku untuk mencari apa yang belum kudapatkan, tapi pada akhirnya aku mendapati diriku tidak melakukan apa-apa.

Stress nggarap SK = obrolan nglantur

Tadi,, kelompok SKku nggarap tugas besar SK di KPTU. Tugas Besar yang nggak kelar2 itu.. Dari sejak sebelum Dzuhur, si Gupi n Tantri udah nongkrong di sayap selatan. Aku telat,, padahal aku yang ngajak. haha..
Lalu kami pun nggarap,,kebingungan,,nggarap lagi,, sampe lewat Asar.

Lalu Tantri ujian agama. Tinggal aku dan Gupi. Nggarap,,nggarap,,ngobrol,,

di sela2 kami ngobrol sambil nggarap (:D bukan nggarap sambil ngobrol),,

aku : "eh Gup, nek beli yang kelap kelip untuk laptop tu di mana to?"
(maksudku,, tau to? yang untuk alas itu lho. untungnya Gupi mudeng)

Gupi : " di toko komputer,,"

aku : " semacam Els?"

Gupi : " ho o,"

aku : " harganya berapaan?"

Gupi : " 15ribu kayaknya,, atau 20an,,"
" tapi itu boros batre lho San,,"

aku : " weh. ho o to? kok bisa?"

Gupi : " itu kan nyedot batre laptopnya,,"

aku : (masih gak mudeng) " lho. kok bisa? "

Gupi : (njelasin dengan sabar) " ya,,itu kan ada kabel USBnya.. ntar kan dicolokin ke laptopnya.."

aku : " ooo.. ho o to.. (aku baru tau)"

*hening sesaat

aku : (dengan polos) " eh. itu tu buat apa to?"

Gupi : (dengan suara bergetar udah nahan ketawa kayaknya) " buat ndinginin laptop....."

lalu seolah2 ada komando, kami ketawa. Lama....banget. kepingkel2..

Gupi : (di sela2 ketawa nggak bersuara dan sakit perut) " tak kira kamu tu tau itu untuk apa san..."


:D
aku memang payah. hahahahaha... maap ya Gup... :D

Stress nggarap SK = obrolan nglantur