Pijakkan ke Arah yang Benar

Menyusun rencana masa depan.
Salah.
Menyusun KEMBALI rencana masa depan.
Dulu aku sempat bingung mau dibawa ke mana hidup ini. Wajar, itu masa-masa jahiliyah memang. Sekarang, aku berani menjawab dengan yakin apa yang ku mau. Dan setelah ku pikir-pikir lagi, memang itulah tujuanku sejak awal, bahkan sejak aku belum kenal innercourt JUTAP.

Di sebuah kuliah yang boring, Pak Dosen tiba-tiba tanya hal yang nggak ada hubungannya dengan kuliah siang itu.
Pak Dosen: (menanyai seorang mahasiswi) "Mbak. Besok kamu pengen jadi apa?"
Si Mbak: "eh... Arsitek Pak.."
Pak Dosen: "Arsitek tu kerjanya ngapain coba?"
Si Mbak: "eh..."
Pak Dosen: (senyum-senyum geli) (mencari mangsa baru)
Pak Dosen: (menanyaiku) "Mbak, kamu, besok mau jadi apa?"
Aku: (tersadar dari lamunan) "Oh, saya Pak?"
Pak Dosen: "iya"
Aku: (menjawab dengan mantap)
Pak Dosen: "Oh ya,," (senyum-senyum lagi) (melanjutkan kuliah)

Kadang kita belum benar-benar sadar apa yang kita mau sampai bertemu dengan orang yang bisa membantu kita untuk mengucapkannya.

Sesaat yang Berarti: Berdoa

Entah, aku hanya sedang ingin sekali menulis. Mungkin kamu bakal menganggap kamu sudah buang-buang waktu dengan membaca ini, tapi bagaimanapun juga, makasih sudah mau mampir untuk sekedar lihat-lihat :)

Aku bersyukur bisa hidup.
Kita: aku dan kamu, cuma manusia: makhluk ciptaan= di bawah kendali Sang Pencipta. Jangan takabur, manusia. Kamu nggak punya apa-apa, kamu nggak tahu apa-apa. Jangan sombong manusia. Kamu lemah.

Sekedar sharing, ada hadist yang membuatku bersemangat. Intinya saja ya, aku nggak hapal arabnya :)
- sholatlah dengan khusyuk dan jangan terburu-buru.
- selesai sholat, berdzikirlah, niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu walau dosa-dosamu itu layaknya buihnya lautan (maksudnya, dosamu buanyak banget)
- berdzikir = memuji pada Allah. Selesai memuji pada Allah, membacalah shalawat untuk Nabi Muhammad SAW.
- setelah berdzikir, berdoalah, niscaya Allah akan mengabulkannya.

Mungkin terdengar sederhana dan klise, tapi cobalah. Itu tidak sesederhana yang kamu kira.

Ada lagi, tapi ini sms dari temanku. Entah dia bikin sendiri atau dapat dari mana. Tapi ini aku simpan di saved messages hapeku :)
Smsnya datang subuh-subuh, waktu mataku masih lengket :D

Indahnya jika sholat tertib:
- bila Subuh utuh, pagi tumbuh, hati teduh, pribadi tidak angkuh, keluarga tidak keruh, maka damai pun berlabuh.
- bila Dzuhur teratur, diri jujur, hati tidak kufur, rasa selalu syukur, amal tidak udzur, keluarga akur, maka pribadi makmur.
- bila Ashar kelar, jiwa sabar, raga tegar, senyum menyebar, maka rejeki lancar.
- bila Maghrib tertib, mengaji jadi wajib, wirid jadi karib, jauh dari aib, maka syafaat tidak raib.
- bila Isya terjaga, malam bercahaya, gelap tak terasa, Insya Allah hidup damai sejahtera.
Sholat khusyuk dan tepat waktu itu indah lho..

Nah, sudahkah kamu sholat? :)

Anak-anak Perempuan Bapak

Hari ini Bapak ulang taun. Selamat ulang taun Pak :)

Aku sms, De Aya sms, Mama apalagi.

Dan aku geli waktu mbaca sms De Aya ke Bapak.

Aku:
" Selamat ulang taun Pak.. :)
Semoga diberi kesehatan, keamanan, rejeki yang lancar halal barokah, n tambah sayang sama keluarga. hehehe"

De Aya:
"BAPAAAAAAK selamat ulang tahuuuuuun :D
*peluk :3
semoga tambah mesra sama mama
<3 <3 <3 <3 <3 <3 <3"

Betapa kami berbeda. hahaha..

Sore yang Hangat di Padmanaba

Waw. Done. 2-0. Nice :)

Makasih pada siapapun yang telah membantu saya keluar dari kesulitan-kesulitan saya :)

Semoga saya selalu dalam bimbingan dan dampingan Allah SWT dalam menapaki hidup ini.

Amin.

*btw, aku kangen sekolah ini amat sangat. Terutama sore-sore semacam ini. Cahaya mataharinya, daun-daun yang tertiup angin, tenang, hangat, dan mengayomi. Ini rumah kedua saya. Ini keluarga saya. Halo Padmanaba, saya main lagi lho..
Wah. Dia tersenyum sama saya :) (melihat ke arah karetan. hahaha :D)

 no edit, karena berbagai keterbatasan yang ada :p

Tidak Segampang Kedengarannya

Di sela kantukku semalam, ada nasihat yang membuatku benar-benar terjaga sejenak.

Kalau kamu dianiaya dan kamu sabar, skornya 1-0.
Kalau kamu dianiaya dan kamu memaafkan, skornya 2-0.

Mengena banget. Tapi waktu aku berkata pada diriku,
"Oke San, maafkan, lalu skormu akan jadi 2-0 :)"
di saat yang bersamaan, aku mendengar diriku yang lain berteriak,
"NO WAY!"

Oh.. Oke.. Mungkin lain kali, waktu aku udah siap. Maaf, tapi sampai saat ini, aku masih akan mempertahankan skor 1-0.

Penggalan Kenangan dan Harapan

Ada cukup banyak hal yang membuatku merasa dibenci sekaligus (mungkin) disukai. Ada banyak potongan ingatan yang kalau disusun, pasti nggak cocok dan nggak menemui kesimpulan. Apalagi kalau dirunut sejak awal banget kamu bisa kenal aku, soalnya meskipun aku bisa kenal kamu, nyatanya aku nggak kenal kamu :D

Setelah beberapa lama (sebenarnya) kita bersama lalu terpisah, kita dipertemukan lagi dengan waktu yang lebih lama, yang mungkin memuat tujuan yang lebih jauh.
Tapi mau nggak mau sisi pesimisku muncul juga melihat kondisi yang begitu sering terjadi saat kita bersama.
Waktu itu, kamu tertawa dengan dia, tapi langsung diam begitu aku buka suara.
Di waktu yang lain, kamu menepis tanganku waktu aku berusaha membantumu.
Dan di waktu semua perhatian sedang tertuju padaku, kamu memalingkan muka. Hanya kamu yang memalingkan muka.
Tapi coba ingat..
Di waktu yang hanya 5 detik itu, matamu nggak lebih dari sejengkal dari mataku. Dan 5 detik sudah cukup lama untuk membuat adegan itu permanen di memoriku.
Dan malam itu, aku berani bertaruh teman, bahwa candaanmu itu berarti banyak.
Dan di banyak waktu yang lain, ketika senyum itu benar-benar untukku.

Aku belajar untuk mengabaikan dan menerima, tapi dengan dukungan penuh yang kuterima, aku didorong untuk mewujudkannya. Tapi kalau keadaan memungkinkanku untuk memilih, aku memilih duniaku. Karena di sana aku bisa menghirup udara nyaman yang kucintai dan hidup sebebasnya, alih-alih meraba-raba bahkan hanya untuk bisa berdiri tegak dan berjalan dengan benar di duniamu.

Betapa Aku Ingin Menulis

Hebat. Betapa butuh pikiran yang jernih untuk mencegahku bertindak konyol. Tebing sore itu masih lekat di ingatanku sekuat pesan yang tampak mati-matian ditanamkan di pikiranku. Aku sudah bukan anak SMP lagi, yang bisa menjadikan sebuah buku sebagai media curhat habis-habisan tentang cinta monyet. Aku sudah hidup lebih lama untuk tahu bahwa yang aku butuhkan bukan buku, tapi sebuah hati yang tulus untuk mau mendengarkan ceritaku tanpa aku merasa curiga. Seorang sahabat.

Pertanyaannya sekarang berbalik.
Sanggupkah aku?

Jadi pingin mbikin Untold Story versiku sendiri. hehehe...

Next to Me

Nice day. Really.
Tanganku sampe dingin :D

Mungkin kamu akan bilang aku pengecut kalau kamu ndengerin ceritaku.
Tapi aku akan bilang aku bijaksana.
Aku nggak mau kondisi yang udah berjalan semanis ini (paling nggak, nggak sepahit dulu) rusak dan balik lagi ke awal kayak dulu lagi. Nggak akan kuijinkan. No way.
Ada perbedaan besar antara puas dan serakah. Kadang kamu nggak boleh melangkah lebih jauh lagi untuk dapet hasil yang lebih bagus. Kamu harus cukup dengan yang ada sekarang, dan menghentikan langkah coba-cobamu.
Paling nggak, sampai kamu diijinkan untuk  mengambil langkah lagi.
Dan itu yang aku tunggu :)

Bukan tentang Cafe

Mereka seperti es krim vanila dan strawberry soda.
Es krim vanila akan meleleh dengan lembut di lidah. Membuat tentram, hati hangat dan penuh perasaan nyaman.
Strawberry soda sangat menyegarkan waktu diteguk. Tapi rasanya menyengat dan nggak bisa banyak-banyak ditelan.
Tapi aku suka semuanya :D
Kalau kamu disuruh milih, kamu pilih yang mana?
Aku mau es krim aja deh..
Tapi waktu aku disodori strawberry soda, aku nggak bisa nolak ternyata.
Untung aku nggak disodori dua-duanya di waktu yang sama :p

Yang penting jangan berlebihan. Kebanyakan makan es krim nggak bagus, apalagi kebanyakan minum soda.
Aku kan juga punya teh :)