Memburu Mimpi

Aku tahu bakal langsung ada balesan. Tapi waktu menghadapinya langsung, rasanya tetep aja,, argh.. Pengen banget aku merem, atau memalingkan muka, atau melihat-lihat yang lain, tapi kata-katanya terdengar di kepalaku:
hadapi, jangan lari.
Oke, maka aku buka mata lebar-lebar.
Sumpah. Bahkan waktu mbaca pengumuman UM pun aku nggak segrogi ini. Argh...
Semoga aku diberi kesempatan. Amin. Amin Ya Allah,, amiin...

Realita

Terjadi sekali lagi ternyata. Benar memang kata guru matematikaku yang aku sebut di postingan sebelumnya, tapi kali ini aku sudah bisa menyikapinya dengan lebih bijak. Amin.

Hidup manusia kan memang seperti itu: ada yang datang, ada yang pergi.
Kalau sudah waktunya pergi, kenapa mesti disesali? Kalau memang itu yang lebih baik terjadi, terima saja dengan ikhlas. Klise memang, tapi kata-kata klise macam ini baru terasa benar maknanya saat kita mengalami langsung kondisinya. Dulu aku masih menganggap dia orang jahat, samapai beberapa saat yang lalu. Tapi saat aku mengalaminya untuk kedua kalinya, dengan orang yang berbeda, aku sadar, dia tidak jahat, dia hanya sudah harus pergi. Itu aja.
Maaf ya teman,, aku salah paham terhadapmu selama tujuh tahun belakangan :)

Suatu saat kalian semua akan mengalami kehilangan atau ditinggalkan orang yang kalian masih harapkan kehadirannya. Ketika waktu itu tiba, yang perlu kalian lakukan hanyalah berpikir jernih dan ikhlas.
Case closed.
:)

Lanjutkan Hidupmu

Oke. Kali ini bukan salah saya. Kali ini salah si Mr. Sketch-Up.
Saya sudah berusaha semaksimal saya. Kalau saja saya bisa merender sendiri (maksud saya, saya render SENDIRI, tanpa si Mr. Sketch-Up), pekerjaan saya pasti sudah selesai jauh sebelum saya menulis kata-kata ini.
Sudahlah. Ambil hikmahnya saja.

Akhir-akhir ini saya happy :)
Terima kasih untuk orang-orang yang tidak bisa saya sebutkan namanya di sini (:D) karena tanpa kalian tahu, kalian sudah membuat hidup saya sangat segar belakangan ini. Hahahahahahaa.. Dan saya dengan senang hati akan melanjutkan ini. Mumpung masih ada waktu :p

Bukannya saya bermaksud jahat, tapi kondisinya saya tidak tahu menahu kondisi seperti apa yang sedang terjadi. Jadi saya santai-santai saja. Selama saya senang, tidak ada salahnya bukan? Kecuali kalian memberi tahu saya sebelumnya. Tapi saya yakin itu tidak akan kalian lakukan. Saya akan puasa beli buku 1 bulan kalau kalian sampai berani ngomong hal itu sama saya. Berhubung kalian tidak akan membaca postingan saya kali ini, kelangsungan hidup (buku) saya akan tetap terjamin :D

Untuk kalian-kalian, sekali lagi, terima kasih ya :D
Semoga saya tidak salah langkah sehingga tidak perlu berurusan keperluan-keperluan tersier. Itu untuk kalian saja, tidak perlu kalian bagi untuk saya. Saya cukup menikmati sensasinya saja. Hehehe :p

Terima Kasih Tuhan :)

Waw..
Manusia nggak pernah tahu rencana yang udah dibuat Tuhan untuknya, dan hanya bisa menebak-nebak apakah ini karena itu, apakah itu maksudnya ini, dan seterusnya. Sampai kapanpun kita akan penasaran tentang banyak hal yang nggak bisa kita temukan jawabannya. Kalau kita tetap terus dan selalu ingin tahu tentang maksud segala hal, bisa-bisa kita mati penasaran :D
Bukankah lebih baik kalau kita cukup dengan merasa yakin (aku nggak berani  bilang 'mengimani', itu berat) bahwa apa yang kita alami da kita terima adalah yang terbaik untuk kita?
Contohnya gini:
Allah melarang kita untuk mencukur alis.
Manusia dengan akalnya pasti berusaha mencari-cari alasan. Kenapa nggak boleh? Kenapa? Kenapa? Kenapa?
Jawabannya, karena Allah melarang kita. Titik. Selesai kan?

Tapi itu terserah masing-masing manusia, untuk menyikapinya. Kita punya kepala masing-masing, dengan isi pikiran masing-masing, yang nggak bisa dipaksa untuk jadi seragam. Yang bisa adalah disatukan dalam satu pandangan, dengan pemahaman masing-masing.

Aku bukan sedang bicara tentang aturan agama, sama sekali bukan. Tadi itu cuma contoh gampangnya aja. Aku sedang bicara tentang hidup yang kita jalani sehari-hari. Tentang semua kejadian yang terjadi pada kita. Pasti ada maksud Tuhan yang tersembunyi di baliknya, yang nggak harus kita tahu. Kadang kita diberi ijin untuk tahu, tapi lebih sering kita nggak bisa menemukan itu.
Cukupkan dirimu untuk yakin bahwa yang sedang kamu alami itu adalah yang terbaik buatmu.

Saat kita bisa berpikir kayak gitu, tanpa  penasaran lagi kenapa kamu dibuat seperti itu, rasanya akan jauh lebih ringan :)

Dalam kasusku, bahagia.
hehehe :p

Sebelum hilang, sebelum lalai part 2

Melihat orang lain bahagia, sudah seharusnya kita juga ikut merasa bahagia.
Melihat orang lain jadi tambah baik, sudah sepantasnya kita ikut bersyukur.

Kayak lirik lagunya Nicky Astria yang Panggung Sandiwara, kita nggak pernah betul-betul tahu apa yang sebenarnya benar terjadi, apa yang benar-benar benar, apa yang sebenarnya benar dirasakan, dikatakan, dilakukan. Manusia memiliki banyak pilihan untuk dijalankan, dan semua dengan alasan-alasan yang menurutnya tepat. Tinggal gimana kita bisa bijaksana dalam menyikapinya.

Seorang sahabatku pernah mbaca suatu buku dan dia bilang ke aku,
sahabat itu cuma butuh 3 modal: telinga untuk mendengarkan, hati untuk mengasihi, dan tangan untuk menolong.
yang mana yang udah kamu punya? :)

Seorang guru matematikaku pernah bilang,
jangan pernah percaya atau suka sama seseorang 100%, karena suatu saat nanti, kamu bisa berbalik benci 100%.

Seorang sahabatku pernah bilang,
kalo aku udah dimarah-marahi, aku paling cuma senyum, atau malah ketawa. Paling pol kalo aku udah mangkel, aku cuma diem. Soalnya aku mikir dulu sebelum ngomong.
Tempatin logika di depan, baru emosi di belakangnya. Jangan kebalikannya.

Sebuah iklan di tivi bilang,
semua orang bergerak maju untuk mencapai kesuksesan masing-masing. Tapi pernahkah kita berhenti sejenak untuk melakukan perubahan?
Itu ada dalam diri kita masing-masing, karena hidup kita ada di tangan kita, bukan orang lain.

Meskipun katanya melampiaskan kemarahan adalah cara yang bagus untuk menjaga kesehatan jantung, akan lebih baik lagi kalau kita bisa mengolah hati kita sehingga bisa menyaring dengan baik perlakuan-perlakuan yang kita terima, jadi kita nggak perlu merasa marah.
Namanya juga penyakit hati. Kalau kita merasakan itu, berarti kita lagi sakit. Jasmani aja perlu kita jaga dengan olahraga dan makan makanan yang benar.
Apa usahamu untuk menjaga kesehatan rohani? :)

Benar, Akhirnya Aku Berkata, 'terima kasih..'

Aku tertegun-tegun, sekali lagi.
Aku tersadarkan, kesekian kali.

Mendengar nasehatku sendiri, lagi-lagi. Semua yang pernah kutulis untuk orang lain, yang kuharapkan dapat menyampaikan maksudku padanya, pada akhirnya juga tertuju kembali padaku, dengan cara yang berbeda, dengan maksud sebenarnya. Pada akhirnya aku sendiri yang menemui perkataanku menjadi kenyataan, dan aku selalu takjub akannya. Pada waktunya aku mendapati keadaan yang kutuliskan terwujud, dan ternyata aku sendiri yang lebih membutuhkan nasehat itu, bukan orang lain. Aku sendiri yang membutuhkan itu, agar aku percaya, agar aku tenang dan dapat melanjutkan langkahku. Setiap yang kuharapkan dapat tersampaikan padanya, setiap yang kuharapkan akhirnya menjadi kenyataan, ternyata aku yang merasa 'huff..-ternyata-gitu-to'. Ternyata aku yang paling butuh tahu.

Alhamdulillah..
Terima kasih,, sangat. Sangat. Sangat. Sangat.
Yang kubutuhkan hanya ketetapan hati, ketegaran, kesabaran, ketenangan, dan kepercayaan.
Dan sebenarnya, aku sudah diberi tahu, selalu, jauh sebelumnya. Jauh sebelum itu jadi nyata, jauh saat itu terasa semu, hanya sebatas anggukan paham, sebatas lontaran kata 'ya'.
Aku sudah diberi tahu.
Dan selalu, setelah terlewat, terngiang suaranya di kepalaku,
"pasti dulu kamu nggak nyimak pas aku bilang,"

:)

Selalu sadar setelah berlalu

Carpenters_ Close to You

Why do birds
Suddenly appear?
Everytime you are near
Just like me
They long to be
Close to you

Why do stars
Fall down from the sky?
Everytime you walk by
Just like me
They long to be
Close to you

On the day that you were born
The angels got together and decided
To create a dream come true
So they sprinkled moondust in your hair
Of gold and starlight in your eyes of blue
 

That is why all the girls in town
Follow you all around
Just like me
They long to be
Close to you



liriknya lucu yaa..>-<
aku kebayang adikku cowok pas denger lagu ini. hahaha.. g penting banget. ini cuma preambule kok :)


pertama, keteguhan hati.
kedua, ketenangan dan ketegaran.
ketiga, kesabaran.
keempat, kepercayaan?


sini semuanya. aku tetep maju :)

Yang mana yang kamu pilih?

Saatnya merapikan pikiran.
Kumpulkan semua yang nggak berguna, simpan dalam-dalam, nggak perlu disentuh kalau nggak perlu.
Keluarkan apa saja yang bisa mendukung, jejer di barisan depan, biar gampang dipakai kalau butuh.

Sebuah tekad bisa mengalahkan semuanya.

Bukan sebuah kebetulan aku mendapat pelajaran itu hari ini. Aku memang membutuhkannya, setelah kusadari apa yang sedang berlangsung saat ini.

Klise, tapi punya makna dalam. Hidup adalah pilihan. Pilihan adalah konsekuensi yang diambil. Hanya orang bodoh yang selalu berbalik arah karena ragu-ragu. Hanya orang yang menyedihkan yang mengharap lebih tanpa mau merasa kurang.

Kakimu sudah melangkah, dan kamu punya pilihan. Lanjutkan langkahmu, berhenti, atau berbalik dan mencoba arah lain. Itu tergantung sebesar apa bekal tekadmu sebelum memulai langkahmu.

Kalau aku sih, ayo maju sampai akhir.

Next Stage

Oh yeah.

Di mana-mana, di masa apa aja, yang namanya ujian pasti makin lama makin sulit. Makin berat.

Kupikir aku beruntung karena aku nggak tahu bahwa itu adalah suatu bentuk ujian. Ah. Aku udah sering dibilangin sih. Tapi nggak kusangka bahwa itu adalah ujian-yang-itu. Setelah tahu, aku malah jadi mbayang-mbayangin, kayak apa ujian selanjutnya. Harusnya itu nggak boleh, dan nggak usah, aku pikirin. Datangnya nggak akan bisa disangka-sangka, jangan-jangan aku juga nggak ngrasa kalau itu sebenarnya adalah suatu bentuk ujian. Kalau aku kebetulan bisa melaluinya, baguslah. Kalau aku nggak bisa? nah. Berabe kan? Aku nggak akan bisa lanjut lagi ke tahap selanjutnya, a.k.a. aku gagal. Padahal aku nggak tahu itu adalah sebuah bentuk ujian.


Setelah diingat-ingat lagi, jarak antara ujian satu ke ujian lain nggak sampe 2 minggu. Tapi aku hampir yakin, bahwa ujian selanjutnya setelah ini, akan menuntutku lebih banyak. Aku agak takut.


Dan sebenarnya, aku merasa ujian itu udah dimulai hari ini.

Semoga hatiku lebih kuat daripada yang kukira.

Semoga ujiannya lebih ringan daripada yang kubayangkan.


Ah. Aku lupa berdoa.

Sebelum hilang, sebelum lalai

hei, teman..
layaknya keping biskuit coklat dengan krim yang menyatukan keduanya. Selalu merupakan satu rangkaian, tapi kamu tidak akan melihat salah satunya ketika pandanganmu hanya tertuju pada salah satu yang lain. Seperti masalah yang terasa buntu. Seakan gelap tanpa ujung semuanya, ke mana pun melangkah terasa salah.
Berjalanlah mendekat dan tengok di baliknya saat kamu berjumpa masalah, maka kamu akan menemukan pasangannya, solusi. Mundurlah dan berbalik lari, tapi kamu tidak akan pernah menemukan jalannya. Teman, tidak pernah ada jalan buntu. Yang ada hanya orang yang tersesat, yang tidak bisa menemukan jalan pulang, karena dia berjalan ke arah yang salah.

Teman..
Tidak pernah salah mencoba mengulurkan tangan kita, menggenggam tangan yang membutuhkan dukungan untuk kembali berdiri tegak. Tidak akan kurang ketika kita tulus membagi kecukupan untuk menciptakan segurat senyuman. Teman, kita tidak akan dirugikan hanya karena sebuah pemenuhan kecil akan sebuah permintaan tolong.

Teman,
mulut tidak diciptakan untuk membentuk keluhan. Keluhkanlah semua hal, maka sesungguhnya, hanya sebatas itulah kemampuanmu. Bersabarlah dan lanjutkan, maka kamu akan mendapati dirimu sebagai pemenang.

Teman,
masih terlalu banyak hal yang belum kita tahu.

Yang pasti, dia sayang banget sama Harry :)

Dari Dumbledore aku mengambil pelajaran,

'Jangan memutuskan sendiri dengan pikiran dan perkiraanmu alasanku melakukan tindakan-tindakanku. Saat waktu-waktu itu tiba, kamu akan menganggapku berbuat hal yang salah. Aku mungkin hanya diam, atau malah menentangmu, seolah aku membela pihak yang salah dan berbalik jahat. Tapi aku tahu apa yang kulakukan dan akhir yang kuharapkan terjadi. Aku sudah tahu akan terjadi banyak perlawanan terhadap tindakan-tindakanku, tapi aku lebih tahu. Kamu mungkin, bukan, pasti, akan membenciku meskipun aku sudah berusaha menjelaskannya padamu. Tapi aku tahu itu sebelumnya, maka aku hanya akan diam dan membiarkan waktu mengungkap semuanya. Karena pada saatnya, kamu akan mengerti dengan sangat jelas tanpa kuperlu membuka mulutku. Dan kamu akan ingat semua tindakanku dan pemahaman menyerbumu satu per satu. Di saat itu aku tahu, kamu pasti ingin datang padaku. Tapi itu terserah waktu. Mungkin pada saat itu, kamu sudah tidak bisa lagi bertemu denganku, betapapun kamu ingin. Itu bukan hal yang penting lagi karena tujuanku telah tercapai.'

Itu yang membuat Dumbledore menjadi karakter yang sangat berarti.
Paling nggak, buatku :)

Bandage

Cukup.
Aku menyimpannya, itu benar.
Ada perbedaan besar antara menyimpan dan merawat.
Dan aku nggak perlu mengulang perkataanku lagi.

Ibarat paket obat yang harus kuminum, yang rasanya paling pahit adalah yang paling manjur.
Telan aja, San, kalo kamu mau sembuh.
Oke kutelan semuanya.
Aku mau sembuh.
Pahitnya cuma bentar kok, makan permen aja bisa ilang.
Oke, aku nanti makan permen.
Tapi karena obat itu nggak cuma diminum sekali, pahitnya juga nggak cuma dateng sekali.
Berkali-kali, berkali-kali.
Kamu yang ngasih obat pasti tahu kalo aku ngrasain pahit itu berkali-kali.
Atau kamu nggak tahu, kamu kira aku kebal.
Atau kamu tahu, tapi kamu nggak peduli.
Sudahlah.
Aku pengen sembuh.

Tapi, makasih udah ngasih obatnya.

Membuka Penutup

Entah aku salah atau benar. Yang aku yakini, aku berbuat benar.
Yang aku yakini, belum tentu diterima orang.
Di situlah letak masalahnya.
Aku tidak bisa memaksamu untuk bisa mengerti jalan pikiranku.
Aku pun, seperti yang selalu kulakukan, tidak ingin turut campur terhadap apapun keputusanmu.
Karena aku yakini adanya hak.
Dan hak hidupmu ada di tanganmu.
Aku bukan Tuhan, yang punya kuasa memaksa.
Aku bukan orang tuamu, yang punya kewajiban membina.
Aku juga bukan bonekamu, yang bisa kamu perlakukan seenaknya.
Aku hanya diriku.

Ketahuilah kawan, saat kamu berpikir aku adalah sosok yang jahanam, aku tetap menempatkanmu di relung kasihku.
Ketahuilah kawan, saat kamu memutuskan tali ini dan berpaling pergi, aku memungutnya lagi dan menyimpannya, siapa tahu kamu mencarinya lagi suatu hari nanti.
Dan ketahuilah kawan, jika kamu sampai terperosok jatuh ke jurang dalam di dekatmu itu, sesungguhnya akulah yang akan merasa paling kecewa.
Karena aku tahu.

Dan jika kamu anggap ini adalah sebuah perpisahan, sesungguhnya aku memutuskannya sebagai suatu permulaan.
Hati-hatilah berjalan kawan, bahkan sebuah kerikil pun bisa membuatku menangis dan terluka.