Entah aku salah atau benar. Yang aku yakini, aku berbuat benar.
Yang aku yakini, belum tentu diterima orang.
Di situlah letak masalahnya.
Aku tidak bisa memaksamu untuk bisa mengerti jalan pikiranku.
Aku pun, seperti yang selalu kulakukan, tidak ingin turut campur terhadap apapun keputusanmu.
Karena aku yakini adanya hak.
Dan hak hidupmu ada di tanganmu.
Aku bukan Tuhan, yang punya kuasa memaksa.
Aku bukan orang tuamu, yang punya kewajiban membina.
Aku juga bukan bonekamu, yang bisa kamu perlakukan seenaknya.
Aku hanya diriku.
Ketahuilah kawan, saat kamu berpikir aku adalah sosok yang jahanam, aku tetap menempatkanmu di relung kasihku.
Ketahuilah kawan, saat kamu memutuskan tali ini dan berpaling pergi, aku memungutnya lagi dan menyimpannya, siapa tahu kamu mencarinya lagi suatu hari nanti.
Dan ketahuilah kawan, jika kamu sampai terperosok jatuh ke jurang dalam di dekatmu itu, sesungguhnya akulah yang akan merasa paling kecewa.
Karena aku tahu.
Dan jika kamu anggap ini adalah sebuah perpisahan, sesungguhnya aku memutuskannya sebagai suatu permulaan.
Hati-hatilah berjalan kawan, bahkan sebuah kerikil pun bisa membuatku menangis dan terluka.
Itu sih minta dielus, tapi malah digampar
6 tahun yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar