Hebat. Betapa butuh pikiran yang jernih untuk mencegahku bertindak konyol. Tebing sore itu masih lekat di ingatanku sekuat pesan yang tampak mati-matian ditanamkan di pikiranku. Aku sudah bukan anak SMP lagi, yang bisa menjadikan sebuah buku sebagai media curhat habis-habisan tentang cinta monyet. Aku sudah hidup lebih lama untuk tahu bahwa yang aku butuhkan bukan buku, tapi sebuah hati yang tulus untuk mau mendengarkan ceritaku tanpa aku merasa curiga. Seorang sahabat.
Pertanyaannya sekarang berbalik.
Sanggupkah aku?
Jadi pingin mbikin Untold Story versiku sendiri. hehehe...
Itu sih minta dielus, tapi malah digampar
6 tahun yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar