Assalamualaikum.. Akhirnya blog ini aku buka lagi :D
Aku memang moody, tapi mood dan kemampuan nulis adalah dua hal yang nggak ada hubungannya. Hehehe..
Akhir2 ini, aku semakin sering memikirkan kehidupanku. Bukan apa2, aku cuma sering merenung tentang tujuanku kuliah. Jangan2 selama ini aku salah jalan. Nggak banget kan,, udah jalan hampir 2 taun. Tapi..
Kuliah di arsitektur nggak membuatku ngidam untuk jadi arsitek terkenal. Nggak pula membuatku ngiler2 pengen jadi dosen Sejarah (walaupun aku asli suka banget mata kuliah itu). Motivasiku kuliah di arsitektur bukan itu. Padahal kalau bukan untuk jadi arsitek, ngapain coba kuliah di arsi?
Sering, aku merasa aku lebih cocok kuliah di Biologi. BUKAN Kedokteran. Haloo.. Kenapa banyak banget orang yang nyaranin aku untuk ngambil Kedokteran sih dulu? Badan manusia nggak sama dengan tumbuhan.
Trus kenapa aku ngambil arsi dulu?
Kalau aku menjawab pertanyaan itu dengan jawaban
"soalnya aku suka bangunan2..",
maka bisa dipastikan aku sedang berbohong padamu :D
Di tengah perjalanan, aku baru menemukan motivasi sejatiku milih arsitektur untuk nerusin pendidikanku:
aku pengen rancangan rumah impian Mamaku terwujud dari goresan tanganku sendiri.
Yap. Sesederhana itu, Teman.
Sejak keluargaku belum punya rumah tetap, Mama udah punya bayangan2 tentang rumah idamannya besok waktu udah sepuh. Saat Bapak udah pensiun, saat anak2nya udah punya keluarga sendiri2, dan Mama lebih banyak menghabiskan waktu di rumah. Mama udah ngutarain ide2nya padaku sejak jauh2 hari, seolah-olah beliau ingin aku mencatatnya di ingatanku. Dan berhasil. Obrolan sambil lalu saat itu masih terpatri di otakku sampai sekarang, menggiringku untuk menjadi seorang mahasiswi arsitektur. Aku kuliah dengan membawa impian itu bersamaku.
Tapi tetep aja, secara dulu aku pernah pacaran sama Biologi, aku nggak mungkin bisa ngilangin rasa sayangku ke dia. Tetep aja, banyak kenangan manis yang tertinggal. Dan aku nggak heran kalau ternyata itu juga mempengaruhi hidupku.
Aku pengen punya Florist.
Keren kan? :D
Itu sih minta dielus, tapi malah digampar
6 tahun yang lalu
1 komentar:
kata Fia nggak bisa koment?
Posting Komentar