Memori

Seperti rajutan.
Awalnya hanya seonggok benang yang mungkin warnanya menarik simpati, namun tidak lebih dari itu. Tapi ketika sudah dirasuki mantranya, benang itu akan terangkai sepatah demi sepatah, kait demi kait. Sampai ketika tersadar, bunga yang cantik tergolek dalam genggaman. Tergurat senyum ketika memandanginya.
Mulailah beralih ke benang yang lain, memulai lagi perjalanan yang sama namun dengan rute yang berbeda. Mungkin dengan angan-angan yang berbeda pula. Dan selalu, didapati seulas senyum pada akhirnya.
Setiap tarikan, setiap simpul, setiap liuk yang tercipta membawa serta perasaan pembuatnya.

Ketika kamu rindu perasaan itu, kamu hanya perlu memandang bunga cantikmu.
Dan kamu akan menemukan dirimu tersenyum, lagi.

Kali ini giliranku untuk mengambil bunga rajutku yang telah lama kusimpan.
Hari ini saja, aku ingin memandanginya lagi.

Ada sedikit harapan dalam hati yang naif ini, untuk bisa merajut bunga-bunga cantik yang lain, entah kapan.
Naif, karena aku ingin dia sama dengan bungaku yang pertama.

Semoga aku tidak perlu mengurai untuk mencipta kembali.

_8 September 2011_



0 komentar:

Posting Komentar